Rabu, 10 Agustus 2011

Melupakanmu


        Ketika sang surya menampakkan cahayanya, aku mulai mengerti kapan aku harus menanti seseorang yang sangat berarti bagiku dan kapan aku harus melupakan orang yang selama ini mengisi hatiku. Aku seperti orang yang tak berdaya karena cinta. Karena cinta, aku menutup hatiku demi seseorang yang telah lama aku nanti, walaupun rasa ini tak terbalaskan olehnya. Aku selalu berharap awan hitam itu akan hilang sendirinya tanpa adanya sang surya, tapi aku salah, awan itu takkan hilang seutuhnya jika tak ada sang surya. Aku ingin menghilangkan pikiranku tentangnya dengan hadirnya sang surya di hatiku. Tapi mengapa, setiap kali bibirku mengatakan “lupakan”, hati ini selalu menolak. Hati ini ingin mengabadikannya. Ingin selalu mengabadikannya.

Andai saja aku mampu mengendalikan waktu, aku akan kembali menuju masa dimana dia masih mengharapkanku untuk jadi miliknya. Namun, hidup ini tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkkan. Kini aku hanyalah orang yang ingin dia lupakan. Dia telah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia telah mendapatkan sejuta cinta yang ia harapkan dengan bidadari-bidadari jelita yang beda jauh dari aku. Layaknya langit dan bumi yang takkan sama bila dibandingkan.

Aku seperti daun yang terhempas angin, terbawa ke lautan cinta yang penuh dengan luka dan penuh dengan tawa. Aku tak mampu bila harus membawa rasa ini sejauh aku berjalan, aku hanya ingin dia merasakan apa yang kini aku rasakan. Hingga aku benar-benar melupakanmu dan menghilangkan anganku yang selalu merindukanmu. Setiap mimpi yang menemani tidurku, selalu ada kamu yang membuat hati ini menjadi nyaman dan tenang bila ada kamu. Namun itu hanya angan dan mimpi belaka, kata orang cinta itu tidak dicari tapi menghampiri. Rasanya hambar sudah dengan kata-kata seperti itu.

Kini sang surya akan tenggelam dan itu berarti aku harus mengisi kehidupanku dengan apa yang aku punya sekarang, seperti malam yang mengisi hari-harinya dengan bintang yang terang dan selalu menghiasi indahnya malam yang sunyi. Aku mengerti sebuah penantian itu pasti akan ada akhir. Akhir yang bahagia atau akhir yang menguras air mata. Semua itu telah digariskan Sang Pencipta kepada semua manusia. Dan manusia tak kan bisa menolak ataupun tak menerima. Karena itu adalah jalan yang sudah ditentukan oleh-Nya.

Bukan berarti melepas orang yang kita cintai itu sakit. Ya walaupun tak kan semudah ucapan. Rasa sakit ini harus dirasakan sekarang, demi masa depan yang tak bergantung pada cinta di hati. Semua orang berkata bahwa masa lalu itu tak perlu dikenang. Bukan berarti kita harus mengapus kenangan dalam memori, namun terkadang sebuah kenangan itu bisa dijadikan sebagai motivasi untuk meraih mimpi. Mimpi yang setinggi-tingginya, mencapai langit yang nan luas dan tak berujung.
BY
Tia
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar